Pengembangan
Kapasitas Sumber Daya Manusia Juga Harus Diletakkan Konteks Pemerataan Dalam
Pengertian Kewilayahan.
Dok Humas Balut |
Banggai Laut- Butir kelima dari Nawacita Kabinet Presiden
Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla berisi Visi untuk meningkatkan
kualitas hidup manusia indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan
pelatihan pada awal tahun ini, mendapat penekanan lebih melalui amanat Presiden Joko Widodo yang menyatakan bahwa
pemerintah akan meningkatkan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) pada tahun
2019, melanjutkan percepatan pembangunan infrastruktur yang menjadi fokus pada
tahun-tahun sebelumnya. melalui pembangunan manusia yang terampil dan terdidik,
pemerintah ingin meningkatkan daya saing ekonomi. "Ucap Wakil Bupati Banggai
Laut, Dra.Hj.Tuty Hamid dalam Menyampaikan sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika RI pada saat Upacara memperingati hari Kebangkitan Nasional
ke-110 Tahun 2018
di halaman Kantor Bupati Senin, (21/5/2018),
yang dihadiri seluruh ASN, Kepala OPD, Pimpinan dan Anggota DPRD, FORKOPIMDA, Pimpinan
BUMD, BUMN di wilayah Kab.Banggai Laut.
Peringatan Hari Kebangkitan Nasional
ke-110 Tahun 2018 mengambil tema “ Pembangunan
Sumber Daya Manusia Memperkuat Pondasi Kebangkitan Nasional Indonesia Dalam Era
Digital" oleh sebab itu harus dimaknai
dengan upaya-upaya penyadaran
setiap masyarakat indonesia, untuk mengembangkan diri dan merebut setiap
peluang untuk meningkatkan kapasitas diri yang dibuka oleh berbagai pihak, baik
oleh pemerintah, badan usaha, maupun masyarakat sendiri. pengembangan kapasitas
sumber daya manusia juga harus diletakkan konteks pemerataan dalam pengertian
kewilayahan, agar bangsa ini bangkit secara bersama-sama dalam kerangka
kebangsaan indonesia. Lanjut" Hj.Tuty
Hamid."
Dok Humas Balut |
Boedi Oetomo menjadi salah satu penanda utama
bahwa bangsa indonesia untuk pertama kali menyadari pentingnya persatuan dan
kesatuan. presiden pertama dan proklamator kemerdekaan Republik Indonesia, Soekarno,
pada Peringatan Hari Kebangkitan Nasional Tahun 1952 mengatakan bahwa: Pada
hari itu kita mulai memasuki cara baru untuk melaksanakan satu 'idee',
satu naluri pokok dari pada bangsa indonesia. Naluri pokok ingin merdeka,
naluri pokok ingin hidup berharkat sebagai
manusia dan sebagai bangsa. Cara baru
itu ialah cara mengejar sesuatu maksud dengan alat organisasi politik,
cara berjuang dengan perserikatan dan perhimpunan politik, cara berjuang dengan tenaga persatuan."Ujar Hj. Tuty Hamid. (Humas & Protokol).